Monday, July 27, 2015

Mengejar Matahari Terbit di Puncak Suroloyo

Tulisan ini seharusnya sudah saya posting sejak bulan Januari lalu. Terasa basi memang. Namun meskipun begitu saya bukan orang yang mudah melupakan suatu momen. 

Bulan Januari lalu, saya melakukan praktik kuliah kerja nyata di sebuah pedukuhan bernama Kalirejo Selatan, tepatnya di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Selama sebulan saya dan teman-teman menjalankan program kerja KKN yang telah kami susun. Setelah semua program kerja -yang entah mengapa rasanya hanya formalitas belaka- terlaksana, saya dan kesebelas rekan KKN menyempatkan untuk menghabiskan momen bersama di Puncak Suroloyo. Kami memutuskan untuk berangkat dini hari demi mengejar matahari terbit. Atas izin Pak Winardi, bapak dukuh yang sekaligus berperan sebagai induk semang kami, kami berhasil meminjam dua motor beliau. Maka berangkatlah kami ke Puncak Suroloyo setelah malam sebelumnya kami menggelar acara perpisahan dengan warga.

Jarak dari Pagerharjo menuju Puncak Suroloyo tidaklah terlalu jauh, lebih kurang 30 menit berkendara motor.  Jalan menuju lokasi tersebut masih gelap saat kami menuju ke sana. Udara yang luar biasa dingin pagi itu tak menyurutkan niat kami untuk melakukan perjalanan. Hanya berbekal petunjuk dari bapak dan sempat bertanya juga dengan warga sekitar yang kebetulan lewat, kami akhirnya tiba di pelataran parkir tempat wisata ini. 
Jika anda adalah orang yang tidak setuju dengan pepatah “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, saya sarankan anda untuk berpikir sekali lagi jika akan pergi ke tempat ini. Haha. Untuk mencapai Puncak Suroloyo, anda harus menyiapkan tenaga untuk mendaki tangga yang cukup melelahkan karena selain jumlah anak tangganya yang banyak, optradenya terlalu tinggi untuk jangkauan manusia. Namun, semua rasa lelah itu seakan sirna setelah mencapai puncak karena pemandangan di puncak ini membuat saya cukup menahan nafas selama sepersekian detik. Pemandangan pegunungan yang cukup memukau ditambah lagi matahari yang semula malu-malu bersembunyi dibalik awan mulai menampakkan wajahnya, pelan tapi pasti. Cahayanya berpendar, lamat-lamat menyentuh kulit menghangatkan pagi yang dingin di Suroloyo. Langit semakin terang dan cerah. Warna birunya membaur dengan warna hijau pegunungan. Sungguh lukisan Tuhan yang sempurna. Hari itu adalah salah satu hari terbaik. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menikmati matahari pagi bersama orang-orang terdekat.
Terima kasih kepada Toni Saputra, Grasienda Natalia, Billy Gerrardus, Talitha Desena, Yosephine Deby, Bonfilio Elyan, Priska Laras, Triyas Faridhatul, Farelia Jaime, Yose Seda, dan Irwan Oktavianus untuk kebersamaannya selama satu bulan. What a precious moment it was! We nailed it.

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading and leaving your thoughts here. I enjoy reading every single one I got. So, keep them coming! :)