Wednesday, August 27, 2014

Secuil Mimpi yang Menjadi Nyata


Saya selalu menganggap hanya orang mati yang tidak punya mimpi karena memang sudah tidak ada kesempatan untuk mencapai sebuah tujuan di dunia. Saya percaya setiap manusia yang hidup di dunia memiliki mimpi untuk diraih. Sejak kecil, saya memiliki mimpi yang sederhana tetapi mungkin sangat sulit untuk diwujudkan saat itu. Mimpi itu berawal ketika suatu hari almarhum paman saya datang membawa oleh-oleh miniatur Menara Eiffel dari Perancis. Saya yang waktu itu masih kecil dengan polosnya berkata, “suatu saat saya akan melihat ini (re : menara Eiffel) secara langsung.”
Semenjak itu, saya selalu bermimpi tentang mengunjungi negara-negara maju yang indah di luar sana. Ketika beranjak remaja, saya sadar bahwa saya tidak mungkin mewujudkan hal tersebut karena kondisi ekonomi orangtua yang tidak memungkinkan untuk berlibur. Untuk sekedar mudik ke kampung halaman ayah saya saja harus berpikir berkali-kali karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, apalagi membeli tiket pesawat ke luar negeri. Pulang ke kampung halaman ayah saya saja jarang, apalagi mau jalan-jalan ke luar negeri. Jadilah setiap liburan saya hanya cukup puas menghabiskan waktu di rumah.
Hingga ketika kuliah, saya mulai mengenal AirAsia. Sebenarnya ketika SMA pun saya sudah mendengar tentang maskapai ini. Untuk orang awam seperti saya yang waktu itu belum pernah naik pesawat, awalnya saya ragu dengan jargonnya Now Everyone Can Fly. "Benar gak sih?" Tanya saya dalam hati. Sampai suatu saat saya mulai membaca kisah-kisah orang yang berhasil ke luar negeri dengan biaya murah karena mendapatkan tiket promo dari AirAsia. Dari situ saya berani bermimpi kembali dan hati kecil saya mengatakan bahwa ini bukan saatnya bermimpi lagi, tetapi bangun dari mimpi dan mewujudkannya.
Hal yang pertama saya lakukan untuk mewujudkan itu adalah membuka rekening bank dan menabung. Aksi kedua yang saya lakukan adalah membuat paspor. Padahal waktu itu saya belum ada rencana ke luar negeri sama sekali. Percayalah Tuhan selalu memberi jalan. Suatu hari di Bulan Oktober 2012 saya berkunjung ke rumah teman saya dan dari situ dia mengajak saya untuk pergi ke Singapura. Tentu saja saya bersemangat. Bulan Januari 2013 kami mendapat promo JOG-SIN 218 ribu rupiah dan SIN-CGK 525 ribu rupiah. 
Merlion Park, Singapore, 14 Mei 2013
Selalu ada pertama kali untuk segala hal. Tanggal 14 Mei 2013 untuk pertama kalinya saya terbang bersama AirAsia. Ya, itu pertama kalinya saya menaiki transportasi bernama pesawat dan pesawat yang saya tumpangi adalah AirAsia yang juga mengantarkan saya untuk pertama kalinya ke luar negeri. Akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di negeri jiran Singapura dan kembali dengan selamat berkat AirAsia. Inilah bagaimana AirAsia mengubah hidup saya. Saya yang tadinya sempat melepas mimpi saya kini menjadi lebih berani bermimpi lagi dan bahkan bangun dari mimpi tersebut demi mewujudkannya. Saya yang sebelumnya tidak pernah terbang kini bisa terbang. Semua karena AirAsia.
Ini hanyalah secuil mimpi saya yang menjadi nyata. Impian saya untuk melihat Menara Eiffel belum terlaksana. Walaupun begitu, mimpi kecil yang terwujud menjadi motivasi saya untuk meraih mimpi yang lebih besar. Kabar baiknya adalah saya mendapatkan tiket promo AirAsia lagi untuk terbang ke Seoul pada bulan September 2015 nanti. Itu berarti satu mimpi saya yang lain, yaitu mengunjungi Korea Selatan, Insya Allah akan terwujud.   
Tidak terasa AirAsia Indonesia sudah 10 tahun melayani. Saya berharap AirAsia akan selalu ada untuk mewujudkan mimpi saya pergi ke negara-negara lain yang belum saya kunjungi di Asia. Terima kasih AirAsia.
Now Everyone Can Fly.  So can I!

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog merayakan 10 tahun AirAsia di Indonesia dengan tema "Bagaimana AirAsia Mengubah Hidupmu?"

No comments:

Post a Comment

Thank you for reading and leaving your thoughts here. I enjoy reading every single one I got. So, keep them coming! :)